PENGENDALI ALAMI.


Penggunaan pestisida, insektisida rodentisida adalah bagian dari pengendalian terhadap Organisme Pengganggu Tanaman (OPT). Karena bersifat pengendalian maka pemakaian dari masing-masing bahan pengendali tersebut harusnya sangat hati-hati dalam penerapan dosisnya. Penggunaan dosis yang serampangan akan berakibat tidak lagi mengendalikan tetapi malah justru memicu resistensi dan resusdensi. OPT akan lebih kebal terhadap bahan aktif yang kita gunakan untuk melakukan pengendalian. dan binatang pembantu petani akan mengalami penurunan bahkan mengalami kepunahan pada area lahan pertanian.
Tantangan terbesar dari penggunaan pengendali kimia adalah residu bahan yang bisa terkonsumsi manusia atau binatang. hal ini menuntut kesangat hati-hatian dalam penggunaan beberapa jenis bahan beracun yang kita sering sebut sebagai ‘obat’ tersebut.
Menyikapi permasalahan pengendalian OPT tersebut  maka sangat disarankan untuk meninggalkan bahan insektisida, rodentisida atau pestisida dan bahan lainya dengan mengubah menjadi pengendali alami.
Pengendali alami adalah bahan-bahan pengendali yang menggunakan bahan dasar biologi atau hayati. kita bisa menggunakan beberapa jenis tanaman yang dapat kita gunakan sebagai pengendali alami dengan menggunakan prinsip :

  1. pengusiran,
  2. peracunan 
  3. jebakan 
  4. pemandulan 
  5. pengalih perhatian 

Pengusiran merupakan upaya menghalau atau mengusir OPT dengan memberikan bahan-bahan yang tidak disukai oleh OPT. setiap OPT bisa dipastikan memiliki hal yang disukai dan tidak disukai. musuh alami OPT adalah hal yang paling tidak disukai. seperti Tikus akan tidak suka dengan keberadaan kucing. atau OPT tidak akan suka terhadap bau-bau tertentu yang mengganggu panca indra dalam mencari makanan seperti penggunaan dringo dalam pengendalian wereng. Dari pembelajaran itulah maka dapat digunakan aroma-aroma tidak lazim untuk pengendalian OPT terutama pada OPT yang mengandalkan indra penciuman. Sedangkan untuk OPT yang mengandalkan indra penglihatan sebagai sarana mencari makan maka penggunaan media warna mencolok bisa digunakan seperti penggunaan bunga ester.
Peracunan merupakan upaya pengendalian OPT dengan menggunakan racun. Banyak tanaman yang memiliki kandungan racun, diantaranya adalah gadung, jenu, kecubung, kluwak, dan beberapa tanaman lain. racun tanaman ada yang bersifat kuat dan lemah. racun dalam tanaman sebenarnya digunakan oleh tanaman sebagai sarana proteksi terhadap pengganggunya. sehingga racun akan bersifat spesifik menurut OPT yang menyerang. Secara umum hampir semua racun bersifat sama, hanya OPT memiliki ketahanan yang spesifik terhadap racun tertentu misalnya abrin pada binatang mamalia (pada tanaman saga rambat). racun ini sangat berbahaya dan cukup mematikan bagi hewan dengan sistem pencernakan bukan rumen. Untuk itu apabila akan melakukan peracunan terhadap OPT hal penting yang harus diperhatikan adalah bahan dasar apa yang akan digunakan dan binatang pengganggu apa yang akan kita buru.
Jebakan merupakan upaya pengendalian oOPT  dengan cara menjebak OPT agar tidak dapat kembali atau menyerang tanaman. Prinsip jebakan sangat sederhana yaitu memancing OPT dan diusahakan untuk tidak bisa kembali ke lahan. model-model jebakan banyak sekali misalnya model kumbu (jebakan ikan) biasa digunakan untuk menjebak lalat buah atau walangsangit. adalagi dengan menggunakan jebakan lampu terutama untuk kutu dan kupu. Kelemahan jebakan adalah karena bersifat memancing sehingga akan mendatangkan OPT dari luar lahan menuju ke lahan. sehingga hal yang harus dilakukan adalah jangan meletakkan jebakan OPT persis diatas lahan tanaman kecuali dapat dipastikan bahwa OPT akan terjebak didalamnya.
Pemandulan merupakan pemotongan generasi dari OPT. pemandulan ini identik dengan peracunan yang merusak sistem perkembangbiakan OPT. selain merusak sistem perkembangbiakan OPT juga bisa dilakukan dengan merusak telur OPT sehingga generasi akan terpotong. beberapa tanaman yang bisa digunkan untuk pemandulan adalah kulit kayu semboja.
Pengalih perhatian merupakan pengendalian OPT dengan menarik OPT keluar dari lingkungan yang kita inginkan. pergerakan OPT sangat tergantung dengan obyek yang dibutuhkan OPT tersebut. misalnya pada kasus tikus, pada dasarnya tikus tidak memangsa padi dan tikus akan lebih suka umbi dan kacang. hanya ketika  makanan yang dibutuhkan tersebut tidak tersedia maka tikus memakan tanaman padi. dalam kasus ini kita bisa memberikan makanan tikus diluar sawah sehingga tikus akan terpancing keluar dari area persawahan. pengendalian dengan cara pengalih perhatian ini akan jauh lebih efektif apabila dipadu dengan pengusiran.

Tukir
(Ahmad Dzuha)

tanaman refugia di pakisan cawas klaten

BAGIKAN ARTIKEL


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *